Duta Besar Kanada Turun Tangan Bantu RIM
VIVAnews - Desakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Research In Motion (RIM), produsen BlackBerry asal Kanada, untuk membangun infrastruktur di Indonesia terus berlanjut.
Bahkan, kabarnya desakan pemerintah tersebut telah terdengar oleh Kantor Kedutaan Besar Kanada di Indonesia. Benarkah pemerintah Indonesia membuat Duta Besar Kanada Y.M. Mackenzie Clugston meradang?
"Tidak, hanya pertemuan biasa. Beberapa hal diperbincangkan. Untuk soal BlackBerry, mereka hanya ingin tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan pemerintah Indonesia," kata Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo pada VIVAnews.com, Kamis 23 September 2010.
"Kami hanya menyadari. Ternyata isu ini tidak dianggap main-main sama Kanada. Kalau sudah sampai ke tingkat kedutaan berarti ini bisa dibilang hi-alert," tandasnya.
Gatot mengatakan, ketika itu pejabat Kemenkominfo memaparkan empat alasan yang membuat RIM perlu untuk membangun server di Indonesia. "Termasuk kewenangan untuk kepentingan keamanan," tutur Gatot.
"Mereka cukup kooperatif. Seperti setahun yang lalu, Dubes Kanada juga menyambangi Dirjen Postel untuk membicarakan rencana pembangunan service center. Intinya, mereka patuh dengan regulasi yang kita buat," jelasnya.
Sayang, Kemenkominfo masih sulit untuk mendesak RIM karena terhambat Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penyelenggaraan UU Informasi dan Transaksi Elektronik yang saat ini masih diproses di Departemen Hukum dan HAM. "RPP itu masih diharmonisasi Depkumham. Masih antre. Karena tidak hanya kita (Kemenkominfo) yang mengajukan rancangan," kata Gatot.
Padahal, RPP ini nantinya akan membahas secara lebih detail teknis pelaksanaan UU ITE. Misalnya, dalam kasus-kasus seperti BlackBerry ini. Kalau aturan ini sudah berlaku, Gatot mengatakan, wajib hukumnya bagi RIM dan perusahaan-perusahaan asing yang memiliki konsumen di Indonesia untuk membangun server.
"Tetapi, kami yakin kalau RPP ini udah diberlakukan, mereka pasti patuh. Hanya saja, jangan semata-mata dengan membangun server setelah itu urusannya selesai. Infrastruktur itu harus befungsi optimal, tidak hanya memenuhi permintaah pemerintah secara formal," tegas Gatot.
• VIVAnews
http://teknologi.vivanews.com/news/read/179212-duta-besar-kanada-turun-tangan-bantu-rim
0 komentar:
Posting Komentar